Marc Marquez Akui Tidak Berniat Perang Psikologis dengan Alex Marquez: “Saya tidak percaya perang psikologis”
- Ika Setya Yuni Astuti
- Mar 28
- 2 min read
Marc Márquez tiba di salah satu lintasan favoritnya sebagai pemimpin klasmen Kejuaraan Dunia MotoGP musim 2025.

Circuit of The Americas (COTA) adalah salah satu sirkuit favorit pembalap Cervera; yang menjadi tujuannya untuk menang tahun ini juga. Namun, hal itu tidak akan mudah, tentunya saingan utamanya tidak lain adalah saudaranya sendiri, pembalap Gresini Racing, Alex Márquez.
Namun ketika ditanya oleh pers tentang bagaimana persaingannya dengan saudaranya dan apakah akan terjadi psychological warfare? 6 kali Juara Dunia MotoGP ini menjawab dengan keengganan yang tegas, bahwa ia tidak percaya dengan hal itu.
“Saya selalu berkata, saya tidak percaya pada perang psikologis, terutama dengan saudara saya, yang paling mengenalnya.” Tuturnya, seperti yang dilansir melalui Motosan.
“Perang terbaik atau cara terbaik untuk menang dalam psikologi adalah dengan bergerak cepat. Di situlah Anda benar-benar mulai membuat lawan khawatir atau menimbulkan keraguan, seperti yang telah dilakukan di masa lalu dan sedang dilakukan saat ini. Jika Anda seorang politisi saat berbicara, tetapi kemudian Anda tidak dapat bergerak cepat di jalurnya, tidak masalah perang apa yang Anda lawan.” Pembalap 32 tahun ini menjelaskan dan kembali menegaskan meskipun mereka adalah saudara, tapi mereka tetap bekerja dengan tim masing-masing.
“Alex dan saya adalah saudara. Masing-masing bekerja dengan timnya, masing-masing bekerja dengan orang-orangnya, masing-masing memberikan 100 persen pada jalurnya. Namun kalau di luar itu, sebagaimana yang sudah kami lakukan tiap tahun selama kami berlari, kami bisa saling membantu dalam hal apa pun atau mencoba memberikan pendapat kami tentang apa pun, maka kami akan melakukannya karena kami sama-sama menginginkan yang terbaik untuk satu sama lain.” tutupnya sembari menegaskan bahwa di dalam dan di luar lintasan sangat berbeda, meskipun begitu, tidak sedikitpun terbesit baginya untuk melakukan psychology warfare dengan saudara laki-lakinya sendiri.
Comments